Kegunaan Blockchain: Pengiriman Uang
Beranda
Artikel
Kegunaan Blockchain: Pengiriman Uang

Kegunaan Blockchain: Pengiriman Uang

Pemula
Diterbitkan Aug 12, 2019Diperbarui Dec 11, 2023
5m
Diajukan oleh komunitas - Penulis: Igor Davidov


Singkatnya, pengiriman uang (remittance) dapat diartikan sebagai proses transfer uang ke lokasi yang jauh, biasanya di antara orang-orang yang tinggal di negara berbeda. Sebagian besar, ini dilakukan oleh pekerja imigran yang mengirimkan uang ke negara asalnya.

Saat ini, pengiriman uang menunjukkan arus dana terbesar di negara-negara berkembang. Melampaui investasi langsung asing dan bantuan pengembangan resmi.. Menurut Grup Bank Dunia, industri pengiriman uang mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun-tahun sebelumnya, sampai 8,8% pada 2017, dan 9,6% pada 2018.

Beberapa negara berkembang sangat tergantung pada kas yang datang dari luar negeri, membuat pengiriman uang menjadi komponen yang h dalam perekonomian mereka. Dengan demikian, pengiriman uang oleh para pekerja migran sekrang menjadi sumber penghasilan utama bagi beberapa negara. Sebagai contoh, Haiti menerima pengiriman uang internasional yang merupakan sekitar 29% dari PDB di tahun 2017. Persentasenya meningkat ke 30,7% di tahun 2018.


Permasalahan

Bank Dunia mengestimasikan bahwa biaya pengiriman uang sebesar $ 200 saat ini berkisar 7% (rata-rata secara global). Jika pengiriman uang di seluruh dunia sampai $689 Milliar di tahun 2018, 7% dari ini adalah sekitar $48 Milliar dibayar untuk biaya operasional.

Selain biaya yang tinggi, sebagian besar solusi pengiriman uang bersandar pada layanan pihak ketiga dan institusi keuangan. Kebutuhan terhadapap banyak perantara menyebabkan sistem saat ini sangat tidak efisien. Bukan hanya karena pelayanan yang mahal, tetapi juha karena proses pengiriman memakan waktu berhari-hari, atau bahkan bermingu-minggu.

Pada konteks ini, teknologi blockchain dapat menyediakan beberapa alternatif pada industri pengiriman uang yang lebih efisien. Artikel ini memperkenalkan beberapa kemungkinan solusi yang tersedia, disertai dengan beberpa contoh perusahaan yang bergerak di bidang ini.


Apakah blockchain merupakan solusi?

Tujuan utama perusahaan-perusahaan blockchain dalam pengiriman uang adalah untuk menyederhanakan seluruh proses, menghapus pihak-pihak perantara yang tidak penting. Ide pokoknya adalah untuk menyediakan solusi tanpa gesekan dan mendekati instan. Tidak seperti layanan tradisional, jaringan blockchain tidak bergantung pada proses menyetujui transaksi yang lamban, yang biasanya melalui beberapa pihak perantara dan membutuhkan banyak pekerjaan manual.

Sebagai gantinya, satu sistem blockchain dapat mengerjakan transaksi-transaksi finansial di seluruh dunia berdasarkan jaringan komputer yang terdistribusi. Ini berarti bahwa beberapa komputer berpartisipasi dalam proses verifikasi dan validasi transaksi-transaksi - dan ini dapat dilakukan dengan cara tidak terpusat dan aman. Jika dibandingkan dengan sistem bank tradisional, teknologi blockchain dapat memberikan solusi-solusi pembayaran yang lebih cepat dan dapat diandalkan dengan biaya yang jauh lebih rendah.

Dengan kata lain, teknologi blockchain dapat memecahkan beberapa masalah besar yang dihadapi oleh industri pengiriman uang, seperti biaya yang tinggi dan waktu transaksi yang lama. Biaya operasional dapat dijatuhkan hanya dengan mengurangi jumlah pihak perantara.


Kegunaan

Aplikasi Mobile

Banyak perusahaan sekarang bereksperimen dengan teknologi blockchain untuk memberikan solusi pembayaran baru. Beberapa dompet kripto mobile mengizinkan penggunanya untuk mengirim dan menerima aset-aset digital di seluruh dunia, dan melakukan penukaran di antara mata uang kripto dan fiat dengan cepat.

Coins.ph merupakan satu contoh aplikasi dompet mobile yang menyediakan banyak fitur. Para pengguna dapat melakukan pengiriman uang secara internasional, membayar tagihan, membeli pulsa permainan, atau hanya memperdagangkan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Juga, beberapa layanan finansial tidak mensyaratkan akun bank.


Platform digital

Beberapa perusahaan sedang mengoperasikan sebuah infrastruktur yang berinteraksi langsung dengan sistem finansial tradisional. Sebagai contoh, BitPesa adalah sebuah platform online yang menerapkan teknologi blockchain di Afrika. Didirikan pada 2013, mereka menyediakan solusi pembayaran dan pertukaran mata uang dalam tarif rendah dan kecepatan yang meningkat.

Protokol Stellar adalah contoh lain dari platform blockchain yang melayani industri pengiriman uang. Stellar didirikan pada 2014 dengan tujuan awal mempromosikan akses finansial, menghubungkan orang-orang dengan institusi-institusi finansial di seluruh dunia.

Jaringan Stellar diperhitungkan dengan ledger terdistribusi yang memiliki mata uangnya sendiri, bernama Stellar lumens (XLM). Token asli mereka dapat digunakan sebagai jembatan mata uang, memfasilitasi perdagangan global di antara fiat dan aset aste mata uang kripto. Hampir sama dengan BitPesa, para pengguna dan institusi-institusi finansial dapat menggunakan platform Stellar untuk mengirim dan menerima uang dengan biaya transaksi yang berkurang.


ATM

Bersamaan dengan aplikasi-aplikasi mobile dan platform-platform online, penggunaan ATM dapat memberikan solusi dalam mengirim dan menerima uang secara global. Pendekatan seperti ini mungkin sangat berguna khususnya di area-area miskin yang tidak memiliki koneksi internet atau sistem perbankan yang baik.

Perusahaan-perusahaan seperti Bit2Me dan MoneyFi sedang mengembangkan sistem pengiriman uang yang menggabungkan teknologi blockchain dengan ATM. Tujuan mereka adalah untuk menerbitkan kartu prabayar yang mendukung banyak fungsi. 

Penggabungan penggunaan ledger blockchain dengan ATM memiliki potensi untuk mengurangi kebutuhan akan pihak perantara. Para pengguna tidak lagi membutuhkan akun bank, dan perusahaan ATM juga kemungkinan besar akan mengenakan biaya yang kecil dalam proses ini.


Tantangan dan batasan saat ini

Walaupun sudah jelas bahwa teknologi blockchain dapat memberikan banyak manfaat terhadap industri pengiriman uang, masih banyak hal yang harus dilakukan. Berikut ini adalah beberapa halangan dan batasan besar, disertai dengan solusi yang memungkinkan.

  • Pertukarang Kritp-fiat. Ekonomi dunia masih berbasis mata uang fiat, dan menukarkan antara kripto dan fiat tidak selalu mudah dilakukan. Dalam banyak keadaan, akun bank dibutuhkan. Transaksi peer to peer (P2P) dapat menghapus kebutuhan akan bank, tetapi para pengguna masih harus menukarkan fiat ke kripto untuk menggunakan uang ini.
  • Ketergantungan pada ponsel dan internet. Jutaan orang hidup di negara-negara miskin yang tidak memiliki akses ke internet, dan banyak yang tidak memiliki ponsel. Sebagaimana telah disebutkan, ATM yang kompatibel dengan blockchain mungkin adalah solusinya.

  • Regulasi. Regulasi mata uang kripto masih dalam tahap yang sangat awal. Masih tidak jelas atau bahkan tidak ada di beberapa negara, khususnya negara yang bergantung pada lairan kas dari luar negri. Tetapi adopsi teknologi blockchain ke depan tentunya akan mendorong proses regulasi ini.

  • Kompleksitas. Menggunakan mata uang kripto dan teknologi blockchain membutuhkan pengetahuan tentang teknik-teknik tertentu. Sebagian besar pengguna masih mengandalkan layanan pihak ketiga karena menjalankan dan menggunakan blockchain bukanlah hal yang mudah. Juga, banyak dompet kripto dan bursa yang masih belum memiliki panduan edukasional dan tampilan intuitif.
  • Volatility. Pasar mata uang kripto masih sangat muda dan rawan akan votality. Dengan demikian, mata uang kripto tidak selalu cocok digunakan untuk penggunaan sehari-hari, karena nilai pasarnya yang dapat berubah dengan sangat cepat. Selain itu, mata uang yang memiliki tingkat perubahan yang tinggi tidak ideal bagi orang yang hanya ingin mengirim uang dari satu tempat ke tempat lain. Masalah ini tidak mengkhawatirkan lagi, sebenarnya, karena stablecoin dapat memberikan solusi yang bisa diandalkan.


Penutup

Industri pengiriman uang mengalami pertumbuhan yang signifikan di dekade terakhir, dan mungkin akan terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya. Tingkat imigrasi manusia yang terus meningkat dalam pencarian pekerjaan atau kesempatan pendidikan adalah mungkin penyebab utama. Menurut Laporan World Migration 2018, diperkirakan ada 244 juta migran internasional di tahun 2015 - kira-kira 57% lebih banyak dari tahun 2000 yang sebesar 155 juta.

Namun, lingkungan pengiriman uang masih bermasalah dikarenakan oleh keterbatasan-keterbatasan dan ketidakefisienan. Sebagai akibatnya, banyak perusahaan mendesak teknologi blockchain untuk menyediakan alternatif-alternatif yang lebih efisien, dan kita sepertiya akan melihat adposi yang lebih besar oleh pekerja imigran di masa depan.