Penjelasan mengenai Garis Tren
Beranda
Artikel
Penjelasan mengenai Garis Tren

Penjelasan mengenai Garis Tren

Pemula
Diterbitkan Sep 9, 2019Diperbarui Dec 28, 2022
5m

Apa itu garis tren?

Dalam konteks pasar keuangan, garis tren adalah garis diagonal yang digambar dalam grafik. Garis-garis ini menghubungkan titik-titik data tertentu, membuat lebih mudah para pembaca grafik dan pedagang untuk mengamati pergerakan harga dan mengidentifikasi tren pasar. Garis tren dianggap sebagai alat paling pokok dalam technical analysis (TA).
Garis tren banyak digunakan di pasar saham, mata uang fiat, derivatif, dan mata uang kripto. Pada intinya, garis tren bekerja seperti dukungan dan tingkat resistensi tetapi dibuat diagonal, tidak horizontal. Dengan begitu, garis-garis ini dapat memiliki kemiringan positif atau negatif. Secara umum, semakin besar kemiringan garis, semakin kuat trennya.

Kita dapat membagi garis tren ke dalam dua kategori dasar: naik (garis uptrend) dan turun (garis downtrend). Seperti namanya, sebuah garis uptrend digambar dari posisi grafik yang rendah ke yang lebih tinggi. Ini menghubungkan dua atau tiga titik rendah, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.



Sebaliknya, sebuah garis downtrend digambar dari posisi yang lebih tinggi ke yang lebih rendah pada grafik. Ini menghubungkan dua atau lebih titik tinggi.



Kesimpulannya, perbedaan antara kedua jenis garis ini adalah pemilihan titik-titik yang digunakan untuk menggambarnya. Dalam uptrend, garis akan ditarik menggunakan titik terendah dalam grafik (yaitu, dasar kandil yang membentuk posisi terendah lebih tinggi). Di sisi lain, garis downtrend ditarik menggunakan nilai tertinggi (yaitu, puncak kandil membentuk tertinggi lebih rendah).


Bagaimana menggunakan garis tren

Berdasarkan tinggi dan rendahnya grafik, garis tren menunjukkan di mana harga muncul sebentar untuk menentang tren yang berlaku, mengujinya, dan kemudian berbalik mendukungnya. Garis kemudian dapat diperpanjang untuk mencoba dan memprediksi level penting di masa depan. Selama garis tren tidak ditembus, itu dianggap valid.

Sementara garis tren dapat digunakan dalam semua jenis grafik data, garis-garis ini biasanya didasarkan pada harga pasar. Ini berarti bahwa garis tren juga dapat menyediakan pengetahuan mendalam tentang penawaran dan permintaan pasar. Secara alami, garis tren naik menunjukkan peningkatan daya beli (permintaan lebih tinggi dari penawaran). Garis tren menurun dikaitkan dengan penurunan harga yang konsisten, menunjukkan hal yang sebaliknya (penawaran lebih tinggi dari permintaan).

Namun, volume perdagangan juga sebaiknya dipertimbangkan dalam sebuah analisis. Sebagai contoh, jika harga meningkat, tetapi volume menurun atau rendah, ini dapat memberikan kesan yang salah tentang peningkatan permintaan.

Seperti telh disebutkan, garis tren digunakan untuk mengidentifikasi dukungan dan tingkat resistensi, yang merupakan dua konsep analisis teknik yang dasar tetapi sangat penting. Garis tren naik menunjukkan level dukungan di bawah harga yang kemungkinan besar tidak turun. Sebaliknya, garis tren turun menyoroti level perlawanan di atas di mana harga kemungkinan tidak naik.

Dengan kata lain, tren pasar dapat dianggap tidak valid ketika level dukungan dan perlawanan rusak, apakah itu ke bawah (untuk garis uptrend) atau ke atas (utnuk garis downtrend). Dalam banyak kasus, ketika level kunci gagal menahan tren, pasar cenderung mengubah haluan.

Tetapi tetap saja, analsis teknik adalah sesuatu yang subjektif, dan setiap orang dapat menunjukkan metode yang sangat berbeda untuk menggambar garis tren. Dengan demikian, mungkin perlu menggabungkan beberapa teknik TA, juga analisis fundamental untuk mengurangi risiko.


Menggambar garis tren yang valid

Meskipun garis tren secara teknis dapat menghubungkan dua titik dalam grafik. Tetapi sebagian besar pembuat grafik setuju bahwa menggunakan tiga poin atau lebih akan membuat garis tren valid. Dalam beberapa kasus, dua poin pertama dapat digunakan untuk menentukan potensi tren, dan poin ketiga (diperpanjang kemudian) dapat digunakan untuk menguji validitasnya.

Jadi, ketika harga menyentuh garis tren tiga kali atau lebih tanpa melanggarnya, tren dapat dianggap valid. Menguji garis tren beberapa kali menunjukkan bahwa tren tersebut bukan hanya kebetulan yang disebabkan oleh fluktuasi harga.


Pengaturan skala

Selain memilih titik yang cukup untuk membuat garis tren yang valid, penting untuk mempertimbangkan pengaturan yang tepat saat menggambarnya. Pengaturan skala adalah salah satu pengaturan grafik yang paling penting.

Dalam grafik keuangan, skala berhubungan dengan cara perubahan harga ditampilkan. Dua skala yang paling populer adalah aritmatika dan semi-logaritmik (semi-log). Pada grafik aritmatika, perubahan dinyatakan secara merata saat harga bergerak naik atau turun pada sumbu Y. Grafik semi-log mengekspresikan variasi dalam hal persentase. 

Sebagai contoh, perubahan harga dari $5 menjadi $10 akan mencakup jarak yang sama pada grafik aritmatika dengan harga dari $120 menjadi $125. Namun, pada grafik semi-log, keuntungan 100% ($5 ke $10) akan menempati porsi yang jauh lebih besar dari grafik, dibandingkan dengan kenaikan 4% dari $120 ke $125.

Sangat penting untuk mempertimbangkan pengaturan skala ketika menggambar garis tren. Setiap jenis grafik akan menghasilkan tinggi dan rendah yang berbeda-beda, yang tentu saja juga akan menghasilkan garis tren yang berbeda.


Penutup

Memang garis tren adalah alat yang berguna untuk analisis teknis, tetapi ini jauh dari mudah. Pilihan titik yang digunakan untuk menggambar garis tren akan mempengaruhi sejauh mana garis ini secara akurat mewakili tren yang sebenarnya (nyata). Ini membuat garis tren agak subjektif. 

Sebagai contoh, beberapa ahli grafik menggambar garis tren berdasarkan tubuh kandil, dengan mengabaikan sumbu. Sedangkan yang lain justru lebih suka menggambar garis sesuai dengan tinggi dan rendah dari sumbu. 
Jadi, sangatlah penting untuk menggunakan garis tren dengan alat-alat grafik dan indikator yang lain. Contoh yang dikenal untuk indikator TA yang lain adalah Ichimoku Clouds, Bollinger Bands (BB), MACD, Stochastic RSI, RSI, dan moving averages.